Hari yang cerah. Suasana masih tampak seperti biasa meskipun hari ini adalah hari pertama Cindy masuk kelas barunya di MAN sidoarjo, yaitu kelas X-1 yang biasa disebut dengan kelas terbaik. Hari pertamanya sangat berkesan karena di hari itu dia ketemu dengan teman kecilnya, Putra Syailendra. Cindy tak menampakkan wajah kangen sedikitpun pada putra. Dikelas itu Putra lebih akrab dengan cewek- cewek lain selain Cindy. Padahal Cindy adalah teman kecilnya. Perasaan aneh mulai tumbuh dihati Cindy, perasaan yang biasa membuat orang gila dan terlena. Itulah cinta. Awalnya memangCindy hanya cemburu tapi akhirnya rasa itu muncul merusak semua harapan Cindy untuk tak berfikiran masalah cowok sebeum dia lulus sekolah.
Setiap hari rasa cinta itu tumbuh dengan alami,
Putra tak menyadari perasaan cindy yang begitu besar padanya. Cindy pun menyangka perasaan ini hanya bertahan paling lama 2bulan,tapi nyatanya sampai sekarang pun dia menyimpan perasaan itu. Cindy tak kuasa menahan setiap gejolak dalam hatinya tapi cindy sadar bahwa bukan dia yang ada dalam hati Putra. Hati Putra telah jatuh ketangan teman SMPnya, yang tidak lain adalah pacarnya.
Setiap penduduk sekolah tahu bahwa Cindy dan Putra sangat dekat, karena mereka memang bersahabat. Tapi pendapat yang beda, semua menganggap mereka punya hubungan khusus alias pacaran. Setiap kali orang mengatakan hal itu, Cindy sangat gembira tapi wajah dan sikap Cindy lain dengan hatinya, selalu mengingkarinya. Biasalah cewek,”lain di mulut lain dihati”. Tetap saja merasa sedih setiap kali Putra curhat tentang pacarnya. Tapi selalu di tutupi dengan wajah yang lucu dan apa adanya itu. Tak lama setelah itu, putra memutuskan untuk putus dari pacarnya, tapi sebelum putra mengatakannya pada pacarnya, dia konsultasi ke Cindy. Cindy hanya mendukung apa yang menjadi keputusan putra. Namun, cindy masih menyarankan supaya putra tetap bertahn dengan pacarnya. Meskipun hati cindy senang mendengar keputusan putra ini, tapi cindy tidak tega melihat putra tersiksa karena putus dari pacranya. Putra masih sayang dengan pacarnya.
Setiap hari cindy semakin memperlihatkan perasaan itu, sampai putra menyadarinya. Tapi putra hanya diam tanpa memberi respon apapun. Cindy lama- lama gag tahan dan ingin mengungkapkannya didepan putra tapi dia hanya bisa pasrah.. putra seakan- akan memberikan harapan tapi itu semua Cuma harapan kosong. Hari demi hari mereka ;a;ui bersama, tapi sepertinya tak sedikitpun perasaan Putra berubah. Dia hanya menganggap Cindy sebagai adiknya sendiri. Meskipun begitu, Putra dan Cindy hidup dengan persaingan prestasi. Putra kalah dengan Cindy dalam bidang studi manapun. Sampai akhikrnya Putra minder dan tak pantas mnjadi sahabat Cindy. Mana ada seorang laki- laki kalah dengan perempuan apalagi orang itu adalah sahabatnya sendiri. Semakin lama hubungan mereka mulai renggan karena Putra ingin menjauhi Cindy, Cindy sangat sesih dan kecewa dengan tindakan Putra. Cindy tidak tahan dengan kondisi seperti itu. Keadaankemali reda seperti dulu. Masih tetap sama, sahabat. Itulah kata yang tepat untuk mereka.
Acara perpisahan sekolah telah tiba, setelah 3 tahun mereka bersama, lama- lama Cindy jenuh menahan rasa cintanya yang begitu besar kepada Putra. Hari ini adalah hari terakhir sebelum Cindy pindah keluar kota untuk kuliah. Cindy melaksanakan janjinya pada dirinya sendiri. Yaitu mengatakan perasaannya selama tiga tahun dia pendam. Putra hanya terdiam tanpa mengatakan apa- apa, karena memang selama ini mereka adalah sahabat akrab. Putra bingung harus mengatakan apa, apakah dia juga merasakan hal yang sama. Setelah Cindy mengatakan itu, dia tidak menuntut Putra untuk menerima perasaanya atau menjadi pacarnya tapi hanya meminta untuk menghargai perasaanya dan membiarkannya mencintainya dengan sepenuh hati. Cindy meninggalkan putra setelah pertemuan terakhir itu, tanpa kabar dan jejak.
putra kuliah di ITS dan bertemu kembali dengan pacarnya waktu itu, mereka kembali bersama. Pada suatu acara reuni SMA, Putra membawa pacarnya untuk mengikuti acara tersebut, putra ingat kembali dengan Cindy. Acara telah dimulai tapi Cindy tak datang. Putra dan pacarnya bersiap untuk pulang. Tiba- tiba mucullah sorang gadis berkaca mata dan berkerudung putih, tak disangka itulah Cindy yang dulunya ceria sekarang menjadi sosok gadis berwajah serius dengan senyum paksa. Putra menyapanya dan menanyakan dimana pacarnya dan kenapa tidak hadir bersamanya. Cindy mengisyaratkan tidak ada. Sampai sekarang Cindy belum bisa membuka hatinya untuk orang lain selain Putra. Mata cindy berkaca- kaca ketika menjawab sapaan Putra. Dan mata itu terbayang dalam benak Putra hingga dia kembali kerumah.
Cindy mengingat betapa dulu dia sangat mencintai Putra. Hanya kenangan itulah yang dia punya, setiap ingat hal itu dia selalu meneteskan air mata. Ternyata memang benar, memendam perasaan terlalu lama sangat sakit. Sedangkan Putra selalu mengingkari perasaanya kepada Cindy, dia bersikeras untuk yakin bahwa hanya pacarnyalah yang dia cintai. Padahal dia begitu kehilangan Cindy setelah Cindy pergi.
Tak ada yang tahu jalan fikiran orang lain seperti apa, begitu juga dengan Cindy. Padahal bisa saja dia membuat Putra putus dari pacarnya tapi dia malah membiarkan dirinya terus tersiksa. Inilah pengorbanan. To be continue
Setiap hari rasa cinta itu tumbuh dengan alami,
Putra tak menyadari perasaan cindy yang begitu besar padanya. Cindy pun menyangka perasaan ini hanya bertahan paling lama 2bulan,tapi nyatanya sampai sekarang pun dia menyimpan perasaan itu. Cindy tak kuasa menahan setiap gejolak dalam hatinya tapi cindy sadar bahwa bukan dia yang ada dalam hati Putra. Hati Putra telah jatuh ketangan teman SMPnya, yang tidak lain adalah pacarnya.
Setiap penduduk sekolah tahu bahwa Cindy dan Putra sangat dekat, karena mereka memang bersahabat. Tapi pendapat yang beda, semua menganggap mereka punya hubungan khusus alias pacaran. Setiap kali orang mengatakan hal itu, Cindy sangat gembira tapi wajah dan sikap Cindy lain dengan hatinya, selalu mengingkarinya. Biasalah cewek,”lain di mulut lain dihati”. Tetap saja merasa sedih setiap kali Putra curhat tentang pacarnya. Tapi selalu di tutupi dengan wajah yang lucu dan apa adanya itu. Tak lama setelah itu, putra memutuskan untuk putus dari pacarnya, tapi sebelum putra mengatakannya pada pacarnya, dia konsultasi ke Cindy. Cindy hanya mendukung apa yang menjadi keputusan putra. Namun, cindy masih menyarankan supaya putra tetap bertahn dengan pacarnya. Meskipun hati cindy senang mendengar keputusan putra ini, tapi cindy tidak tega melihat putra tersiksa karena putus dari pacranya. Putra masih sayang dengan pacarnya.
Setiap hari cindy semakin memperlihatkan perasaan itu, sampai putra menyadarinya. Tapi putra hanya diam tanpa memberi respon apapun. Cindy lama- lama gag tahan dan ingin mengungkapkannya didepan putra tapi dia hanya bisa pasrah.. putra seakan- akan memberikan harapan tapi itu semua Cuma harapan kosong. Hari demi hari mereka ;a;ui bersama, tapi sepertinya tak sedikitpun perasaan Putra berubah. Dia hanya menganggap Cindy sebagai adiknya sendiri. Meskipun begitu, Putra dan Cindy hidup dengan persaingan prestasi. Putra kalah dengan Cindy dalam bidang studi manapun. Sampai akhikrnya Putra minder dan tak pantas mnjadi sahabat Cindy. Mana ada seorang laki- laki kalah dengan perempuan apalagi orang itu adalah sahabatnya sendiri. Semakin lama hubungan mereka mulai renggan karena Putra ingin menjauhi Cindy, Cindy sangat sesih dan kecewa dengan tindakan Putra. Cindy tidak tahan dengan kondisi seperti itu. Keadaankemali reda seperti dulu. Masih tetap sama, sahabat. Itulah kata yang tepat untuk mereka.
Acara perpisahan sekolah telah tiba, setelah 3 tahun mereka bersama, lama- lama Cindy jenuh menahan rasa cintanya yang begitu besar kepada Putra. Hari ini adalah hari terakhir sebelum Cindy pindah keluar kota untuk kuliah. Cindy melaksanakan janjinya pada dirinya sendiri. Yaitu mengatakan perasaannya selama tiga tahun dia pendam. Putra hanya terdiam tanpa mengatakan apa- apa, karena memang selama ini mereka adalah sahabat akrab. Putra bingung harus mengatakan apa, apakah dia juga merasakan hal yang sama. Setelah Cindy mengatakan itu, dia tidak menuntut Putra untuk menerima perasaanya atau menjadi pacarnya tapi hanya meminta untuk menghargai perasaanya dan membiarkannya mencintainya dengan sepenuh hati. Cindy meninggalkan putra setelah pertemuan terakhir itu, tanpa kabar dan jejak.
putra kuliah di ITS dan bertemu kembali dengan pacarnya waktu itu, mereka kembali bersama. Pada suatu acara reuni SMA, Putra membawa pacarnya untuk mengikuti acara tersebut, putra ingat kembali dengan Cindy. Acara telah dimulai tapi Cindy tak datang. Putra dan pacarnya bersiap untuk pulang. Tiba- tiba mucullah sorang gadis berkaca mata dan berkerudung putih, tak disangka itulah Cindy yang dulunya ceria sekarang menjadi sosok gadis berwajah serius dengan senyum paksa. Putra menyapanya dan menanyakan dimana pacarnya dan kenapa tidak hadir bersamanya. Cindy mengisyaratkan tidak ada. Sampai sekarang Cindy belum bisa membuka hatinya untuk orang lain selain Putra. Mata cindy berkaca- kaca ketika menjawab sapaan Putra. Dan mata itu terbayang dalam benak Putra hingga dia kembali kerumah.
Cindy mengingat betapa dulu dia sangat mencintai Putra. Hanya kenangan itulah yang dia punya, setiap ingat hal itu dia selalu meneteskan air mata. Ternyata memang benar, memendam perasaan terlalu lama sangat sakit. Sedangkan Putra selalu mengingkari perasaanya kepada Cindy, dia bersikeras untuk yakin bahwa hanya pacarnyalah yang dia cintai. Padahal dia begitu kehilangan Cindy setelah Cindy pergi.
Tak ada yang tahu jalan fikiran orang lain seperti apa, begitu juga dengan Cindy. Padahal bisa saja dia membuat Putra putus dari pacarnya tapi dia malah membiarkan dirinya terus tersiksa. Inilah pengorbanan. To be continue